May 16, 2009

Memahami Konstelasi Politik Mutakhir [SBY-Budi v.s PKS]

Perbedaan pemahaman-lah yang sejatinya memunculkan friksi bila disertai egoisme dalam berjama'ah. Jika nikmat keislaman kita syukuri dengan berwala’ (memberikan loyalitas) kepada Allah, kepada Rasul dan kepada pemimpin Islam, maka nikmat berukhuwah dapat kita syukuri dengan senantiasa berafiliasi kepada gerakan dakwah dalam kerja dan ketaatan kepada kebijakan dakwah.

Bila menggunakan teori konspirasi dalam usaha memahami jalan fikir SBY.....
  • Boediono ditaruh jadi wapres agar tidak jadi menteri yang bersifat lebih mampu melakukan eksekusi lapangan secara kreatif dan mandiri ketimbang wapres.
  • Boediono di ikat menjadi wapres yang merupakan posisi unlegitimate dalam membuat keputusan apapun, kecuali dengan persetujuan penuh Presiden.
Bila menggunakan teori konspirasi dalam usaha memahami dialog antara SBY dengan PKS di Bandung.....
  • SBY memberikan jaminan mengenai keberlangsungan kontrak politik PKS - SBY, dan menjelaskan otoritas SBY sebagai Capres terhadap posisi Wapres yang non partisan [walau Boediono ditengarai berdarah PDIP, perlu diingat, ideologi PDIP tidak memiliki pondasi yang jelas kecuali Soekarnoisme dan Kepentingan]. Ini pula yang menyebabkan PDIP ditolak oleh SBY.
  • PKS memberikan penekanan konsekuentif terhadap pelaksanaan butir-butir kontrak politik PKS - SBY. Dengan segala bentuk konsekuensi logis yang mungkin terjadi baik secara yuridis ataupun normatif.
Secara objektif, Tidak teridentifikasi kehadiran Pragmatisme Politik dalam tubuh PKS [Di dalam PKS tidak dikenal istilah Elit Politik Partai, karena seluruh kader PKS adalah Qiyadah dan sekaligus Jundiyah]. Perlu diingat, kualitas terminologi "Pragmatis" selalu absurd, karena selalu bergantung kepada sudut pandang pihak yang melontarkan terminologi tersebut beserta tendensi yang menyertainya tanpa mempertimbangkan konfirmasi dari tertuduh.

Semua kembali kepada Pemahaman seluruh kader da'wah terhadap Ushul Da'wah dan Ushul Al-Isyrin. Perbedaan pemahaman-lah yang sejatinya memunculkan friksi bila disertai egoisme dalam berjama'ah. Seperti yang dikatakan Ust Samin Barkah, Lc, "Jika nikmat keislaman kita syukuri dengan berwala’ (memberikan loyalitas) kepada Allah, kepada Rasul dan kepada pemimpin Islam, maka nikmat berukhuwah dapat kita syukuri dengan senantiasa berafiliasi kepada gerakan dakwah dalam kerja dan ketaatan kepada kebijakan dakwah", insya Allah.

Insya Allah PKS sebagai Partai Politik dapat terus kritis dan sekaligus tegas dalam mengawal perubahan Indonesia menjadi Negeri yang Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafuur...
Insya Allah PKS sebagai jama'ah da'wah-pun dapat terus memberikan kontribusi positif bagi kemajuan Ummat Manusia dana menampilkan sisi Islam sebagai Rahmatan Lil 'Alamiin.

Akhir kata. Bila kita sudah berazzam, bertawakkal-lah kepada Allah, Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan senantiasa mencinttai orang-orang yang bertawakkal. Agar lebih tenang hati kita dan dijauhkan dari prasangka, mari kita simak nasihat Allah dalam QS Al Anfaal 45-47 berikut ini.

Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya' kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan.

Aquluu qauli hadza fastaghfirullahu lii wa lakum....

Wallahu a’lam


R Noorahmat Pudyastomo
------------------------------------------
Nb.
Husnudzhan harus lebih dikedepankan daripada lebih mengedepankan perasaan/egoisme dalam berpandangan. Karena menjauhi prasangka yang mengakibatkan perpecahan di dalam barisan Islam jauh lebih utama daripada hanya sekedar memuaskan nafsu dan pikiran liar yang justru akan menjauhkan diri kita dan masyarakat dari wajah Islam yang teduh dan penuh kedamaian.