May 16, 2009

Memahami Konstelasi Politik Mutakhir [SBY-Budi v.s PKS]

Perbedaan pemahaman-lah yang sejatinya memunculkan friksi bila disertai egoisme dalam berjama'ah. Jika nikmat keislaman kita syukuri dengan berwala’ (memberikan loyalitas) kepada Allah, kepada Rasul dan kepada pemimpin Islam, maka nikmat berukhuwah dapat kita syukuri dengan senantiasa berafiliasi kepada gerakan dakwah dalam kerja dan ketaatan kepada kebijakan dakwah.

Bila menggunakan teori konspirasi dalam usaha memahami jalan fikir SBY.....
  • Boediono ditaruh jadi wapres agar tidak jadi menteri yang bersifat lebih mampu melakukan eksekusi lapangan secara kreatif dan mandiri ketimbang wapres.
  • Boediono di ikat menjadi wapres yang merupakan posisi unlegitimate dalam membuat keputusan apapun, kecuali dengan persetujuan penuh Presiden.
Bila menggunakan teori konspirasi dalam usaha memahami dialog antara SBY dengan PKS di Bandung.....
  • SBY memberikan jaminan mengenai keberlangsungan kontrak politik PKS - SBY, dan menjelaskan otoritas SBY sebagai Capres terhadap posisi Wapres yang non partisan [walau Boediono ditengarai berdarah PDIP, perlu diingat, ideologi PDIP tidak memiliki pondasi yang jelas kecuali Soekarnoisme dan Kepentingan]. Ini pula yang menyebabkan PDIP ditolak oleh SBY.
  • PKS memberikan penekanan konsekuentif terhadap pelaksanaan butir-butir kontrak politik PKS - SBY. Dengan segala bentuk konsekuensi logis yang mungkin terjadi baik secara yuridis ataupun normatif.
Secara objektif, Tidak teridentifikasi kehadiran Pragmatisme Politik dalam tubuh PKS [Di dalam PKS tidak dikenal istilah Elit Politik Partai, karena seluruh kader PKS adalah Qiyadah dan sekaligus Jundiyah]. Perlu diingat, kualitas terminologi "Pragmatis" selalu absurd, karena selalu bergantung kepada sudut pandang pihak yang melontarkan terminologi tersebut beserta tendensi yang menyertainya tanpa mempertimbangkan konfirmasi dari tertuduh.

Semua kembali kepada Pemahaman seluruh kader da'wah terhadap Ushul Da'wah dan Ushul Al-Isyrin. Perbedaan pemahaman-lah yang sejatinya memunculkan friksi bila disertai egoisme dalam berjama'ah. Seperti yang dikatakan Ust Samin Barkah, Lc, "Jika nikmat keislaman kita syukuri dengan berwala’ (memberikan loyalitas) kepada Allah, kepada Rasul dan kepada pemimpin Islam, maka nikmat berukhuwah dapat kita syukuri dengan senantiasa berafiliasi kepada gerakan dakwah dalam kerja dan ketaatan kepada kebijakan dakwah", insya Allah.

Insya Allah PKS sebagai Partai Politik dapat terus kritis dan sekaligus tegas dalam mengawal perubahan Indonesia menjadi Negeri yang Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafuur...
Insya Allah PKS sebagai jama'ah da'wah-pun dapat terus memberikan kontribusi positif bagi kemajuan Ummat Manusia dana menampilkan sisi Islam sebagai Rahmatan Lil 'Alamiin.

Akhir kata. Bila kita sudah berazzam, bertawakkal-lah kepada Allah, Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan senantiasa mencinttai orang-orang yang bertawakkal. Agar lebih tenang hati kita dan dijauhkan dari prasangka, mari kita simak nasihat Allah dalam QS Al Anfaal 45-47 berikut ini.

Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya' kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan.

Aquluu qauli hadza fastaghfirullahu lii wa lakum....

Wallahu a’lam


R Noorahmat Pudyastomo
------------------------------------------
Nb.
Husnudzhan harus lebih dikedepankan daripada lebih mengedepankan perasaan/egoisme dalam berpandangan. Karena menjauhi prasangka yang mengakibatkan perpecahan di dalam barisan Islam jauh lebih utama daripada hanya sekedar memuaskan nafsu dan pikiran liar yang justru akan menjauhkan diri kita dan masyarakat dari wajah Islam yang teduh dan penuh kedamaian.

April 08, 2009

Seruan Kebangkitan........Seruan Perjuangan......Seruan Kemenangan.....

Dilarang Keras bagi kita yang muslim, mu'min, muhsin dan muttaqin berpihak kepada orang-orang kafir dan pembela kekufuran.

Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu).

Katakanlah: "Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui". Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.

QS Ali Imran : 28-30

Dalam ayat 28, terdapat kata auliyaa; berarti teman yang akrab, juga berarti pemimpin, pelindung atau penolong.Dilarang keras juga bagi kita untuk berteman akrab dengan orang Yahudi dan Nasrani yang memerangi kita, apalagi memudahkan jalan bagi mereka untuk menjadi pemimpin atas Ummat Islam

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

QS Al Maa-idah : 51

Berhati-hatilah terhadap seruan munafiqin dan fasiqin yang seringkali membuat asa kita tertutupi oleh indahnya dunia.

Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana". Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.

Dan orang-orang yang beriman akan mengatakan: "Inikah orang-orang yang bersumpah sungguh-sungguh dengan nama Allah, bahwasanya mereka benar-benar beserta kamu?" Rusak binasalah segala amal mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang merugi.

Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.

Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).

Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.

QS Al Maa-idah : 52-56

Sesungguhnya, pengikut Agama Allah adalah orang-orang yang menjadikan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman sebagai penolongnya. Pengikut Agama Allah Subhanahu Wa Ta'ala dilarang keras menjadikan orang-orang yang memperolok Islam sebagai Pemimpin. Karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan tegas telah berfirman....

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.

QS Al Maa-idah : 57

Wahai Saudaraku.......Setiap kita sesungguhnya memiliki fitrah untuk memilih yang terbaik dari pilihan yang Allah hamparkan dihadapan kita.Untuk memilih Jodoh, Allah dan Rasul-Nya mengajarkan agar kita memilih yang Rupawan, Baik Nasabnya, Tidak Kurang dalam harta, dan yang terpenting adalah Baik dalam beragama.Untuk memilih ketua RT dan RW, sangat kita dambakan yang terpilih kelak adalah seorang Muslim, Mu'min yang Muhsin dan Muttaqin...seorang manusia yang hatinya dekat dengan masjid dan berlapang dada untuk terus memakmurkan masjid-Nya. Tentunya tidak seorangpun dari kita ikhlash dan ridha ketika kita dipimpin oleh Ahli Ma'siat, Tukang Judi, Pemabuk, Munafiq, Musyrik atau bahkan seorang Kaafir. Kecuali ada penyakit di hati kita.

Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.

QS At Taubah : 18

Wahai saudaraku. Janganlah kita menjadikan orang-orang yang mengutamakan kekufuran untuk dijadikan pemimpin atas kita. Walaupun mereka adalah Orang yang dituakan diantara kita, meskipun dia adalah guru kita, saudara kita, atau apapun hubungannya dengan kita. Karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman.

Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Katakanlah: "jika bapak-bapak , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNYA dan dari berjihad di jalanNYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNYA". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

QS At Taubah : 23-24



Saat ini kewajiban kita haruslah kita tunaikan....Jadikanlah orang-orang yang hatinya dekat dengan masjid dan senantiasa berjihad fi sabilillah dengan segala yang mereka punya sebagai auliyaa atas kita.... Optimalkan segala potensi yang kita miliki agar kekufuran tidak semakin menjadi-jadi di muka bumi Allah ini. Optimalkan seluruh potensi yang kita miliki untuk menjauhkan kekufuran dan kedzhaliman dari kita dan masyarakat di sekitar kita.........

Saudaraku........

Sekitar tahun 1989, sempat aku menjenguk seorang guru yang ditahan di Cipinang, hanya karena Khutbah Jum'at yang menyerukan masyarakat agar tidak berpihak kepada hukum Taghut, agar bersatu melawan kedzhaliman sebagaimana Musa a.s memerangi Fir'aun.........

Di Cipinang itu, berderet puluhan Da'i dan Asatidz yang bahkan jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan jumlah Pencopet dan pelaku kriminal lainnya....

Saudaraku.......

Kita hanyalah bermimpi untuk menjadikan daratan Eropa ataupun Amerika saat ini dipimpin oleh seorang Muslim yang Mu'min Muhsin dan Muttaqin. Karena memang Ummat Islam disana masih memiliki kualitas yang tidak lebih baik dibandingkan kuantitasnya.

Di Indonesia ini...negeri yang terbebaskan dengan pekikan Takbir dan Tahlil....negeri yang hampir 90%-nya adalah Ummat Islam....sudah selayaknya dan memang seharusnya dipimpin oleh seorang Muslim yang Mu'min Muhsin dan Muttaqin. Setelah bertahun kita dikuasai oleh kelaliman dan kedzhaliman.... Adakah kita berdiam diri? Ataukah kita hanya bertopang dagu menyaksikan saudara kita ditindas dan dihina...guru-guru kita di cerca dan di siksa...

Ingatlah ketika tahun 80-an...ketika Indonesia dikuasai oleh Mafia SUSU AMOY.... Sudomo, JB Sumarlin, Adrianus Mooy, ditambah lagi dengan kepemimpinan Militer dibawah Komando LB Moerdani........Ummat Islam bagai tercekik.......tidak bisa sedikitpun bergerak mengamalkan Islam sebagaimana yang diperintahkan Allah dan RasulNya........

Kelamnya langit sudah terkuak dengan Sinar Islam yang mulai menyeruak ditahun 1998.... akankah kita meredupkannya kembali hanya karena kelalaian kita dalam melangkah? Akankah kita menyiakan jutaan tetes darah yang tertumpah dalam perjuangan mereka menghadirkan Cahaya Islam di Bumi Allah ini?

Saudaraku......

Seorang Syaikh Sudais pernah dihukum tidak boleh menjadi Imam dan Khatib selama setahun di Masjidil Haram hanya karena teriakan lantangnya memberikan dukungan bagi Perjuangan Muslim Palestina.........walau akhirnya diperkenankan oleh kerajaan untuk hanya menjadi Imam Shalat Maghrib...... Sebagai gantinya, Kerajaan melantunkan Fatwa melalui Mufti Kerajaan bahwa Idarah adalah Bathil......

Seorang Syaikh Hudzhaifi pernah juga dikebiri kebebasannya dalam menyampaikan Da'wah dan Jihad dalam Khutbah-khutbahnya.......5 tahun di akhir 90-an....beliau dilarang tampil kehadapan ummat........sampai akhirnya jama'ah Haji meminta kerajaan untuk menampilkannya kembali sebagai Imam Rawatib...Itupun hanya Sholat Maghrib........

Saudaraku, jangan redupkan cahaya Islam di negeri ini........ jangan siakan darah mujahid da'wah yang telah tertumpah untuk membebaskan negeri ini dari cengeraman kuffar.....Jangan patahkan asa mereka yang mendambakan keadilan dan kesejahteraan mengharu biru negeri ini......hanya karena setitik kelalaian dan kesombongan kita dalam menjaga benteng pertahanan ummat.........

Saudaraku...........

Hanya Allah-lah tujuan hidup kita........kita hanya mampu berikhtiar......Serahkan pada Allah hasilnya dan bertawakallah.........

Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa bersama orang-orang yang shabar dan istiqomah berjuang di jalanNya.............

Rabbana.......saksikanlah seruan hambaMu ini........

Rabbana.......tolonglah mujahid da'wahMu dimanapun mereka berada.........Iringi mereka dengan Hidayah dan InayahMu.......teguhkan kami agar kami pandai mensyukuri segala Ni'mat yang telah Engkau berikan.........karena Engkau-lah tempat kami kembali........

Allahummaghfirlanaa.......


Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
QS Muhammad : 7



Kita hanya makhluq Allah yang wajib berikhtiar dengan sekuat tenaga. dan Kepada Allah-lah kita bertawakal.....Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana dalam menentukan hasil yang terbaik atas tetesan peluh dan darah yang tertumpah dari tubuh Pejuang-Nya Fi Sabilillah.....

Wallahua'lam.

----------------------------13 Rabi'ul Akhir 1430--------------------------------

Catatan ba'da muraja'ah, merajut kembali kepingan ingatan yang terserak di dasar qalbu...

March 14, 2009

Risalah untuk Kemenangan Da'wah di Bumi Nusantara

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuhu,,

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah ’Azza wajalla, penolong tentara-Nya dan yang memuliakan agama-Nya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada uswah dan qudwah hasanah kita, panglima perang dan murobbi kita, Rasulullah Muhammad Sholallahu ’Alaihi Wasalam. Semoga salam-salamnya tercurah juga kepada keluarga, shahabat, tabi'ien, tabiut tabi'ien, mujahidin, shalihin dan ummatnya yang senantiasa istiqamah meneggakkan syariah-Nya dalam setiap nafas kehidupan, ila yaumil akhir kelak, Amiin.

”Katakanlah, ”Ya Allah yang memiliki kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Ditangan Engkau-lah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha kuasa atas segala sesuatu.

Engkau masukan malam kedalam siang dan Engkau masukkan siang kedalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup dan Engkau beri rizki kepada orang yang Engkau kehendaki tanpa hisab atau batas.”

(Ali-Imran :26-27)

Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?

(yaitu) Kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya.

Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di surga 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar.

Dan (ada lagi) karunia lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.

Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putera Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?". Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong penolong agama Allah!", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.

(Ash-Shaff : 10-14)

Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah (kecintaan) kepada-Mu, bertemu untuk taat kepada-Mu, bersatu dalam menyeru da’wah dijalan-Mu dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu, maka kuatkanlah pertaliannya, Ya Allah. Kekalkanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya dan penuhilah ia dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahanb tawakkal kepada-Mu, hidupkanlah dengan Ma’rifat-Mu, dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik pembela” Amien.

Ayyuhal ikhwati fillah rahimakumullah…

Ada ungkapan indah yang pernah disampaikan oleh Imam Hasan Al-Banna pada ikhwah di Mesir. Waktu itu setelah beliau mengisi kajian rutin majelis Al-Ikhwan (setiap hari selasa), beliau memimpin sholat Isya. Ketika takbiratul ihram, beliau lama sekali. Setelah selesai sholat, beliau ditanya oleh ikhwah yang lain ; ”Ustadz, kenapa takbiratul ihram antum lama sekali?”. Beliau menjawab, ”Ketika aku takbiratul ihram, terlintas dipikiranku tentang 40 shahabat yang mula-mula mendukung da’wah Rasulullah SAW, 40 shahabat inilah yang mewarnai manusia lainnya, sehingga jazirah Arab, Persia dan Romawi serta seluruh dunia pada umumnya tunduk dibawah kekuasaan islam berabad-abad lamanya, kini dihadapanku bukan 40 orang, akan tetapi 4000-5000 kader, seharusnya kita lebih bisa untuk mewarnai manusia saat ini sehingga dunia kembali berjaya dibawah kekuasaan islam”.

Allahu Akbar .... !!!

Ayyuhal Ikhwati fillah rahimakumullah…

Jumlah kader da’wah di negeri ini bukan 40 orang atau 4000-5000 orang. Akan tetapi jumlah kita jauh lebih kuat dari sekedar 1.000.000 mujahid da'wah. Jumlah ini Insya Allah sudah lebih dari cukup untuk mewarnai dan merubah negeri ini menjadi lebih baik. Dengan jumlah ini kita akan mewujudkan mimpi dan cita-cita besar kita di 2009. Dengan jumlah ini kita akan tumbuhkan Iradah Qowiyyah dalam setiap dada-dada kita.

Iradah Qawiyyah bahwa kita akan memulai babak baru pertempuran dalam menegakkan Nilai-Nilai Islam di bumi Nusantara...

Iradah Qawiyyah bahwa dengan kemenangan da'wah si seluruh pelosok negeri akan mampu mewujudkan Al Islam sebagai rahmatan Lil 'Alamiin dengan Tegaknya Syari'ah Islam yang selama ini kita perjuangkan...

Iradah Qawiyyah bahwa dengan kemenangan Islam di seluruh pelosok negeri akan mampu menyudutkan pembela kemungkaran di seantero nusantara ... sehingga mereka tunduk pada Aturan Allah Rabbul 'Izzati... Aturan terbaik karena dibuat oleh Yang Maha Adil... Allah 'Azza wajalla...

Iradah Qawiyyah bahwa Al Haq pasti akan mencapai kemenangan... walaupun seluruh kekuatan pembela taghut mencoba untuk menggagalkan dan meluluh lantakkan barisan da'wah ini... namun yakinlah bahwa dengan kekuatan iman dan ketaqwaan, barisan da'i yang tidak pernah sedikitpun gentar menghadapi kematian ini akan terus menerjang kemungkaran bagai badai yang mengganas merangsek seluruh penghalang yang menghadang...

Ayyuhal Ikhwah…

Dalam kondisi sulit ketika perang Ahzab, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam menumbuhkan Iradah Qowiyyah para shahabatnya dengan mengungkapkan bahwa nanti dua adidaya besar, Persia dan Romawi akan ditaklukan oleh kaum muslimin dan tunduk dibawah kekuasaan islam. Dan hal ini benar-benar terwujud dimasa-masa berikutnya.

Ayyuhal Ikhwah…

Bukan tidak mungkin kita, aktivis da'wah, akan memimpin dan melayani negeri ini. Bukan tidak mungkin kita akan menjadikan warna islam menjadi warna yang dominan dalam kehidupan masyarakat kita. Semua akan menjadi mungkin. Bukankah kenyataan hari ini adalah mimpi kita pada hari-hari kemarin? Dan ini adalah mimpi dari seluruh Aktivis da'wah yang istiqomah meniti jalan da'wah...Yakinlah, Janji Allah adalah sebuah kepastian...

Ayyuhal Ikhwah…junudullah rahimakumullah...

Dalam sebuah petikan taujih/ceramah, ustadz Anis Matta telah mengobarkan semangat dihadapan kader da’wah di negeri ini dengan mengatakan.

”TAKDIR bukanlah sesuatu yang kita ciptakan, akan tetapi ia sesuatu yang ’ikut’ kita ciptakan. Antara kehendak yang kita harapkan bertemu dengan kehendak Allah. 2009 adalah tahun keajaiban bagi banyak orang. Banyak orang diluar PKS mengatakan 20% terlalu besar untuk PKS. Ikhwan di DPP bilang, ’Hanya keajaiban yang membuat kita bisa dapat 20%’. Saya katakan, ’Maka keajaiban itu harus kita wujudkan 2009 nanti. Bahkan, kalau 20% itu keajaiban, maka kita ingin melampaui keajaiban itu. 20% adalah angka yang kita harus lampaui akhi...’

Kita adalah anak-anak muda. Anak-anak muda ada untuk menciptakan keajaiban. Partai ini bertugas untuk menciptakan keajaiban. 20% adalah tugas sejarah untuk kita. Umar Ibn Khatthab r.a pernah mengatakan, ’Setiap saya menghadapi masalah yang rumit, saya panggil anak muda’.

Kata kunci strategi pemenangan pemilu 2009 tidak perlu dihafal sebagaiman antum hafalkan Al-Fatihah, Hanya butuh keyakinan dan senyuman, kemudian rasakan aura kemenangan dan sebarkan itu kepada para kader da’wah”.

Ayyuhal Ikhwati fillah…mujahid da'wah fi sabilillah...

Kita Harus Menang !!! Karena TIDAK ADA alasan untuk kalah dalam setiap pertempuran. Ketika kita TIDAK bergerak untuk berda’wah dan beramal (Berharakah Islamiyyah), maka disitu pulalah kita TELAH menyerahkan Amanah Da’wah ini kepada orang lain. Sudikah kita menjadi Kafillah yang tergantikan ??? Astaghfirullahal 'adhim… Na'udzubillah tsumma na'udzubillah....

Kita Harus Menang !!! Karena TIDAK ADA alasan untuk kalah dalam setiap pertempuran. ”Selayaknya bagi jiwa-jiwa yang mengazzamkan dirinya dijalan ini, menjadikan da’wah sebagai laku utama, dialah visi, dialah misi, dialah obsesi, dialah yang menggelayuti di setiap desah nafas, dialah yang mengantarkan jiwa-jiwa ini kepada ridho dan maghfiroh Tuhannya kelak…”. Insya Allah…

Kita Harus Menang !!! Karena TIDAK ADA alasan untuk kalah dalam setiap pertempuran. Ketika kita KALAH…berarti kita telah merelakan menyerahkan negeri ini kepada orang-orang yang tidak Allah ridhoi, kepada orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai laku utama, orang-orang yang haus akan kekuasaan, orang-orang yang menjadikan dien ini sebagai senda gurau belaka, menjadikan dien ini sebagai permainan, orang-orang yang tidak amanah, orang-orang yang benci dengan Al Quran, orang-orang yang tidak menginginkan aturan Allah tegak dibumi ini. Sadarlah saudaraku…

Ayyuhal Ikhwah hafidzahullah...

Mari kita wujudkan mimpi besar da’wah di 2009 dengan umumud di’aayah. Meratanya pekerjaan da’wah pada seluruh aktivis da'wah. Tidak ada seorang yang menganggur, yang tidak bekerja dalam mesin da’wah ini, yang tidak merekrut dan mentarbiyyah. Jangan ada lagi yang mengaku da'i namun duduk terpaku melewatkan kelebatan pedang yang berkilauan di padang pertempuran....

Bangkit dan Songsonglah Syurga yang luasnya terhampar seluas langit dan bumi...!!! Mari bersungguh-sungguh dalam kerja da’wah ini. Ambillah bagian menjadi pewaris Rasulullah SAW. Sebagai Da'i yang Qawiyy... Da'i yang tsabbat dengan nilai kebenaran Ilahiyyah. Rindukanlah dan ingatlah harum serta indahnya syurga yang menanti jiwa-jiwa kita... yang akan menggantikan setiap tetes peluh dan darah yang kita curahkan fi sabilillah dengan kemulyaan... Insya Allah…

Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu : "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal ditempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? padahal keni'matan hidup di dunia (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.

Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah akan menyiksa dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seseorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, diwaktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah berduka cita, sesungguhya Allah bersama kita". Maka Allah menurunkan ketenangan kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan ataupun merasa berat, dan dan berjihadlah dengan harta dan jiwa pada jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

(At-Taubah : 38 - 41)

(Ingatlah), ketika Rabbmu mewahyukan kepada para malaikat,: "Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman". Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala-kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.

(Ketentuan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaan-Nya.

Itulah (hukum dunia yang ditimpakan atasmu), maka rasakanlah hukuman itu. Sesungguhnya bagi orang-orang yang kafir itu ada (lagi) azab neraka...

Hai orang-orang beriman, apabila kamu bertemu orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur).

Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan lain, maka sesungguhnya orang itu kembali membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya.

Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mu'min, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Pendengar lagi Maha Mengetahui.

Itulah (karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu), dan sesungguhnya Allah melemahkan tipu daya orang-orang yang kafir.

(Al-Anfal : 12 - 18)

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.

(Muhammad : 7)

Allahu Akbar !!!

”Subhaana rabbika rabbil izzati ’ammaa yashifuun, wasalamun ‘alal mursaliin. Walhamdulillahi rabbil ’aalamiin..”

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuhu…

Akhukum Fillah Al Faqir Ilallah

March 13, 2009

Pemerintah Somalia Meratifikasi Penerapan Syariat Islam di Negerinya

Pemerintah Somalia Meratifikasi Penerapan Syariat Islam di Negerinya

Akhbar Ikhwan
11/3/2009 | 15 Rabbi al-Awwal 1430 H | 34 views
Oleh: Al-Ikhwan.net

Presiden Somalia : Syaikh Sharif Syaikh Ahmed

Mogadishu - ikhwanonline.com

Dewan Menteri Somalia pada hari ini meratifikasi untuk penerapan syariah Islam di negaranya setelah Presiden Sharif Syaikh Ahmed mengajukan usulan untuk itu.  

Menteri Informasi Farhan Ali Mahmud dalam pernyataan persnya mengatakan: bahwa Pemerintah telah memutuskan untuk membentuk sebuah komite bersama dari para ilmuwan dan anggota parlemen untuk mengubah pasal-pasal yang bertentangan dengan Syariah Islam dalam konstitusi interim (transisi).  

Beliau menambahkan bahwa para menteri sepakat untuk memberikan kepada Departemen Kehakiman dan kebebasan untuk melaksanakan hukum Islam dan dibantu oleh dari para ahli dan sarjana hukum dalam Syariah, dan beliau juga menyatakan bahwa ini akan menjadi solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh negara dari kekacauan dan kurangnya keamanan. 

Konstitusi sekarang ini yang ditulis pada tahun 2004 di Kenya telah lama menjalani putaran negosiasi antara pemimpin Somalia, dan memerintah semua peserta untuk mendukung arus Islam; yang memonopoli keputusan para pemimpin (tokoh) dan kepala suku yang ada dan kebanyakan dari mereka adalah anggota parlem
en.  

Dan pemerintah saat ini terdiri dari tokoh-tokoh Islam yang cenderung pada arus Islam – yang terkenal dengan keadilannya- namun mereka menghadapi perlawanan sengit hingga pada tingkat perang dan saling bunuh dari para kelompok yang tergabung dalam penolak rekonsiliasi.  

Menurut sumber media disebutkan bahwa semua menteri menyetujui ratifikasi yang mengusulkan diterapkannya syariah Islam di negara ini, yang telah diambil dalam pertemuan kedua menteri-menteri yang diadakan di Mogadishu. 

Para Oposisi Islam telah meminta untuk diterapkannya syariah Islam untuk dapat menghentikan pertentangannya dengan pemerintah yang dipimpin oleh Sharif, sebagaimana para ulama juga menuntut permintaan yang sama yang disampaikan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan sebelumnya di Mogadishu, dan Presiden Sharif dalam pernyataan persnya menyatakan bahwa dirinya akan segera menerapkan syariah.  

Sementara itu para pengamat dari Somalia memandang bahwa warga yang berafiliasi kepada Islam seratus persen tidak memiliki masalah dengan hukum syariah, namun permintaan ini harus mampu disosialisasikan sehingga menjadikan pasal-pasalnya dapat dipahami untuk meningkatkan persatuan dari konflik antara pihak-pihak yang berselisih, yang dapat melumpuhkan negara ini jika tidak diatur oleh undang-undang positif atau ilahi.

--------------------------------------------------

Pada bagian-bagian yang ana tebalkan, sudah selayaknya membuat kita berfikir seribu kali sebelum memutuskan untuk tidak menempatkan Da'i-Da'iyyah ke dalam Parlemen dan Pemerintahan...

Wallahua'lam.

February 23, 2009

Surat Dari Gaza “Tidak Ada Teroris di Gaza”

Surat Dari Gaza “Tidak Ada Teroris di Gaza”

Oleh: Sunaryo Adhiatmoko (GAZA)

Ini hari ketujuh, saya berbaur dengan warga korban agresi Israel di Gaza, (2 Februari 2009). Satu hari saya di Rafah, enam hari sampai sekarang saya bertahan di Jabalia Gaza Utara.

Saya melihat Gaza masih utuh, yakni semangat juang rakyat dan cara bertahannya. Gaza masih kukuh, meski blokade Israel makin menggila.

Meski spirit warga Gaza terus membara, secara fisik Gaza porak poranda. Permukiman penduduk, sekolah, masjid, dan pusat pemerintahan hancur total. Kerusakan ter hebat dialami di Rafah, Khanyounis, Bayt Lahia, Bayt Hanun, dan Jabalia.

Tetapi roda pemerintahan berderak tak terbendung. Pemerintahan resmi Hamas, tetap menjalankan perannya dengan baik. Tanpa kantor, aparat kepolisian dan keamanan tetap beroperasi. Di Rafah misalnya, meski kantor polisi dihancurkan rudal dan bom Israel, mereka tetap berkantor di jalanan dengan absensi selembar kertas. Bahkan mereka sempat menangkap lima orang pengedar narkotika dari Mesir dan Israel.

Gaza City, ibukota Gaza, oase lain di tengah reruntuhan bangunan dan gedung di Gaza. Pusat kota Gaza ini masih utuh. Gedung-gedung yang punya konstruksi bangunan ter kokoh di Arab -mungkin - masih angkuh menatap lepas laut Mediterranean. Bank dan fasilitas publik lainnya masih berjalan baik. Kemacetan lalulintas juga pandangan hari-hari, seakan mengatakan “Kami masih utuh wahai Israel!”.

Biaya hidup di Gaza tinggi. Nilai $ US 1 sama dengan 3,8 Shekel - mata uang Israel. Transaksi hari-hari rakyat Palestina memakai mata uang Israel. Hotel dengan tarif terendah mencapai $ US 100. Pasca perang, biaya hidup di Gaza naik lebih dari 300 persen.

Setelah tanggal 5 Februari nanti, pintu perbatasan Rafah melalui Mesir akan ditutup. Saya dan orang asing lainnya, diminta Kementerian Luar Negeri Mesir, untuk keluar Gaza sebelum tanggal 5.

Ini seperti mimpi buruk. Selanjutnya, perbatasan yang akan dibuka melalui Israel di Karem Abu Salom dan El Auda. Saya membayangkan, jika pintu masuk Gaza melalui Israel, sama halnya dengan mengisolasi total warga Gaza dari dunia luar. Hati saya terus bertanya, mungkinkah suplai kebutuhan hidup melalui terowongan di Rafah mampu menghidupi 2,5 juta lebih penduduk Gaza? Pun, juga heran, bagaimana mungkin pasca gempuran yang demikian hebat, semua jenis kendaraan di Gaza masih beroperasi secara baik. Dari mana suplai bahan bakarnya? Makin memahami kehidupan Gaza rasanya rumit dan tak masuk akal.

Rasanya adil, jika akhirnya Hamas memproklamirkan kemenangannya. Karena Gaza bisa berdenyut lebih cepat dan makin kuat. Bahkan Hamas juga masih mampu melempar roket ke Israel, tiap kali Israel memancing keruh dengan melempar rudal nya ke Rafah, Khanyounis, dan Jabalia. Dalam catatan saya, Hamas hampir tak pernah melempar roket lebih dulu. Biasanya, jika Israel melempar rudal lebih dulu, Hamas baru membalasnya dengan dua sampai tiga roket. Mereka juga ingin menjelaskan, bahwa Hamas masih kokoh sebagai kekuatan militer di Gaza.

Di Gaza, saya berpetualang menjumpai para korban agresi Israel. Saya merekam cukup baik apa suara mereka. Dari anak-anak sampai orang tua. Dalam catatan saya, delapan dari sepuluh anak laki-laki di Gaza bercita-cita jadi anggota Brigadir Al-Qosam. Sisanya ingin jadi guru dan pekerja sosial. Sedangkan tujuh dari sepuluh anak perempuan di Gaza, ingin jadi dokter.

Mereka ingin mengobati para mujahidin yang terluka, jika Israel menyerang tanah mereka. Dari setiap anak yang saya ajak berbincang, mereka punya suara kejujuran yang tulus tentang perdamaian. “Kami mencintai perdamaian dengan siapa pun. Tetapi jika tanah kami dijajah dan orang tua kami dibunuh, kami akan melawan dengan maupun tanpa Hamas”, kata Fatimah Atlas (13), di reruntuhan puing bekas rumahnya, Bait Lahia. Murid kelas dua Madrasah itu, ayahnya lumpuh oleh senjata Israel. Dia terkurung tujuh hari di sekolahnya, saat Israel menyerang. Ada 10 temannya yang syahid di sekolah, saat itu terkena ledakan bom.

Untuk menghemat biaya hidup, saya tinggal di rumah-rumah penduduk. Mereka sangat cinta orang Indonesia. Di sepanjang jalan saya lewati, setiap mulut berucap, “Ahlan wa sahlan Indonesia!” . Di masjid-masjid tempat saya shalat, para jamaah selalu mengerumuni saya. Nafas rasanya sesak, karena seringnya dipeluk. Para imam masjid saling berebut ingin menjamu saya dan menginap di rumahnya.

Keluarga di Gaza hidup dalam kesahajaan. Tetapi untuk menjamu tamu, mereka rela mengorbankan makanan terbaiknya. Kadang, saya belanja roti di warung pinggir jalan, tapi karena tahu saya orang Indonesia, mereka tidak mau menerima uang saya. Bahkan saya diajak masuk rumah mereka dan dijamu makan. Ingin menolak, tapi postur tubuh mereka yang tinggi, membuat saya tak berdaya mengelak. Lengan saya yang kecil ditarik paksa masuk rumah.

Teman-teman saya di Jakarta tahu, saya tidak doyan roti. Tapi di Gaza dengan lidah dan mulut yang terus berontak, saya paksakan untuk menelan roti itu. Ironisnya, porsi yang mereka suguhkan sama dengan porsi yang mereka makan. Repot tapi mengharukan.

Tidak hanya merekam kehidupan anak-anak dan keluarga di Gaza. Saya juga dijamu Brigadier Al-Qosam, sayap militer Hamas yang kerap membuat Israel kerepotan dan stres. Suatu malam, saya diajak patroli mengunjungi markas dan tempat penjagaan mereka di perbatasan Gaza - Israel di daerah Jabaliah. Jarak ke Israel tak kurang dari 1 km.

Mereka menyambut kami ramah. Muka mereka ditutup sarung kepala hitam, hanya tampak mulut dan matanya. Setiap prajurit menenteng senjata AK 47. Beberapa di antaranya memegang roket anti tank buatan Rusia. Sebagian roket modifikasi buatan sendiri yang diberi nama Yasin. Menukil nama almarhum Syekh Ahmad Yasin yang dibunuh Israel.

Satu malam saya bersama mereka. Jalan kaki memutari perbatasan Jabaliah. Bau badan mereka harum, nafas yang mereka keluarkan tiap bercakap juga harum. Tidak saya temui, nafas prajurit al-Qosam bau jengkol. Telapak tangannya kekar dan kuat. Suaranya lembut dan santun. Saya tidak dapat mengenali siapa mereka. Tapi, beberapa di antaranya sepertinya saya tidak asing. Pernah berjumpa pada siang sebelumnya.

Saya mencoba mengingat siapa yang saya salami malam itu. Esok hari saya berjumpa anak-anak muda yang berpakaian rapi di masjid-masjid. Beberapa saya merasakan seperti sebagian dari orang yang saya jumpai semalam. Benar saja, sebagian mereka mengaku. Melihat gelagat nya, sulit menebak jika anak-anak muda yang gagah, rapi, santun, dan kalem ini adalah pejuang Al-Qosam yang garang di medan laga.

Tak lupa, mereka juga mengajak saya ke rumah para mujahidin yang luka. Mereka ada yang terluka di kepala, hancur tangan, kaki, dan tubuh yang tidak utuh. Ajaib nya, luka-luka mereka cepat sekali pulih. Menurut seorang dokter di Gaza, suhu dingin di Gaza bagian dari sebab kenapa luka-luka itu cepat sembuh. Seorang mujahidin ada yang empat kali terjun ke medan tempur, dan empat kali juga tubuhnya terluka. Tapi tidak ciut, dia ingin menjadi mujahidin sampai syahid menjemput.

Saat ini di Indonesia, banyak foto-foto calon legislatif dan calon presiden. Tapi di Gaza tak kalah banyak foto-foto terpampang di jalan-jalan dan gang-gang. Tapi bukan foto caleg. Foto-foto yang dipajang di Gaza adalah foto-foto para mujahidin yang syahid. Mereka menjadi idola dan bintang bagi masyarakat Palestina umumnya. Mereka para syahid yang dihormati, karena membela tanah Gaza secuil yang ingin direbut Israel.

Di Gaza, saya merasakan hukum al-Quran diamalkan. Ini tercermin dari tingkah laku dan kehidupan masyarakat Gaza. Masjid-masjid penuh tiap shalat lima waktu. Rasanya saya ingin tinggal lama di tanah para mujahidin ini. Tapi, saya harus kembali membawa kabar pada dunia, bahwa tidak ada teroris di Palestina. Semua warga Gaza mencintai Hamas. Ia, pemerintahan dan kekuatan militer yang syah di Palestina. Hamas memenangi pemilu secara demokratis. Dan Hamas dicintai secara total oleh rakyat. Anak-anak di Gaza dan Palestina kini makin membumi, mencintai perlawanan dan selalu mengidolakan para mujahidin yang syahid.

Ini, catatan hari ke-7 saya di Gaza. Sebelum akhirnya saya meninggalkan tanah Mujahidin itu pada 5 Februari 2009, atas permintaan Mesir. Setelah itu, pintu masuk Gaza melalui Rafah ditutup.

February 19, 2009

Ketika mereka ada .... disisi kita .... untuk kita ....

Para ibu, umi, bunda dan saudariku yang shalihah…

Ketika sepasang suami istri memulai sebuah perkenalan ( ta’aruf ), dilanjutkan khitbah dan pernikahan mereka dengan cara yang ma’ruf, yakni dengan harapan untuk lebih mendekatkan diri kepada Rabbnya semata, maka ketika itulah sebenarnya pasangan tersebut sudah mulai menentukan potensi spiritual calon anak-anak mereka untuk cenderung kepada fithrahNya. Pendidikan pada diri seorang anak sesungguhnya telah dimulai jauh sebelum sang anak memiliki tubuh dan kesadaran manusiawinya.

Potensi ini akan terus berlanjut saat seorang anak terbentuk dalam kandungan. Ketika setetes mani telah tertanam dalam rahim seorang ibu, menjadi segumpal darah, segumpal daging, tulang belulang kemudian terbungkus kembali dengan daging, hingga terbentuklah tubuh yang telah ditiupkan ruh kepadanya.

Dalam masa ini, pada umumnya seorang ibu akan merasakan perubahan pada dirinya, dari mulai menurunnya ketahanan fisik hingga psikisnya. Namun jika seorang ibu mampu memerangi dirinya untuk senantiasa menjaga kesehatan fisik, stabilitas emosi serta tidak menjadikan kondisi kehamilannya sebagai alasan untuk menuruti setiap keinginannya, maka sesungguhnya ia sudah pula membentuk karakter dasar tangguh pada sang calon anaknya. Begitu pula sebaliknya. Karakter dasar ini, jika terus menerus dibina hingga dewasa, akan amat menentukan bagi mampu tidaknya sang anak memerangi dan menundukkan hawa nafsunya sendiri.

Dua tahun pertama dalam kehidupan sang bayi adalah saat-saat ketika ia diperkenalkan kepada sifat Allah Yang Maha Pengasih. Dalam fase ini pun cara untuk mendidik seorang bayi adalah dengan mulai mengetahui tugas perkembangan fisiologisnya, mengenali bagian-bagian tubuh, cara memfungsikannya, serta memahami keberadaan orang-orang disekitarnya tentunya dengan cara penuh kelembutan.

Jika pun seorang bayi melakukan kesalahan, maka belumlah bisa ia disalahkan, seperti sifat Maha Pengasih dan Maha Pemurah Allah yang tidak memandang kesalahan sebagai faktor yang akan menghapus karunia untuknya ( karena orang-orang yang memiliki dosa pun tetap dikaruniai makanan, minuman dan tentunya kesempatan untuk memperbaiki diri ).

Rasa inilah yang akan cenderung mengembangkan sifat yang optimis dan positif, serta akan memudahkannya untuk menjadi seorang yang senantiasa hidup dengan penuh prasangka baik terhadap Allah beserta alam ciptaanNYa.

(bersambung – Insya Allah.red )

( untuk seorang bunda shalihah….selamat berjuang membentuk kader-kader militan untuk da’wah Islam….)

February 18, 2009

Biarkan Cinta Menyapa

Setelah mengelana jauh mengusung risalah, marilah sejenak meng-upgrade cinta agar selalu hadir menghiasi rumah tangga kita. Cinta akan menajdi ruh yang menggelorakan jiwa. Cinta pula yang menggerakkan kita. Dan muara cinta dalam rumah tanggalah tempat hati berlabuh memperbaharui energi. Cinta adalah energi yang senantiasa harus di charge.

Tapi cinta dan kasih sayang tidaklah hadir dengan sendirinya. Perlu kesungguhan usaha serta kerjasama untuk mengahdirkannya. Dari mana cinta bermula ? Tentu harus ada proaktif dan inisiatif dari masing-masing pihak, entah suami ataukah istri. jangan biarkan keluarga hambar tanpa cinta.

Dalam sebuah rumah tangga, cinta diwujudkan oleh masing-masing pihak kepada pihak lain. Dia adalah daya tarik yang merekatkan satu sama lain dan mengikatkannya. Cinta adalah perasaaan internal yang timbul dari anggapan baik terhadap sifat, watak dan akhlak pihak lain, satu kecondongan bersifat naluriah kepada dimensi kecantikan, kebersihan secara fisik dan etis terhadap partnernya.

Dalam sebuah ikatan pernikahan, kasih sayang ibarat garam untuk sayuran, air untuk tanaman, air aquarium bagi ikan, dan kalori untuk menggerakkan badan. Sebagaimana makanan yang tidak berasa tanpa garam, tiada kehidupan tanaman tanpa air, maka kehidupan rumah tangga tidak akan dapat dirasakan dan tidak ada jaminan akan langgeng dan lestari tanpa adanya kasih sayang.

Nilai kasih sayang akan terwujud saat terekspresi kepada pihak lain sehingga merasakan wujudnya dan selalu berupaya untuk mengembangkannya. Sebesar apapun cinta yang tersimpan dalam hati ketika pemiliknya tidak berusaha mengekspresikan, ia bagai bunga melati yang tidak lagi mewangi, sehingga menajdikan hubungan perkawinan sekedar hubungan formal yang kering, yang kehilangan kesegaran dan semangat hidup. Akibatnya, merebaklah kejenuhan di sekitarnya, berkecamuklah kegelisahan disekelilingnya.

Seorang wanita membutuhkan sesuatu yang dapat meringankan kepenatan tugas rumahtangganya. Pun seorang lelaki membutuhkan sesuatu yang dapat meringankan beban kerja dan tugas darinya. Mereka berdua membutuhkan sesuatu yang dapat meringankan kesedihan dan deritanya, sesuatu yang dapat meringankan tekanan beban tersebut, membutuhkan nuansa disana masih ada orang yang memberi perhatian dan memahami perasaannya.

Semoga cinta hadir dalam rumah tangga kita dan memberikan energi dahsyat untuk berkarya, berprestasi dihadapanNya..

ummu za

( Untuk sebuah rumah tangga yang merasa belum memiliki cinta : saudaraku, jangan pernah katakan lagi : " aku belum bisa mencintainya " . Sesungguhnya Allah sudah memberikan bibit cinta itu didalam hatimu untuknya..maka pupuk dan siramlah terus agar terwujud cinta itu...mulailah mencintainya secara bersahaja....)

February 14, 2009

[Urgent] Seruan Vatikan untuk Indonesia

INDONESIA Catholics Urged To Participate In Election As Voter Regristration Deadline Nears.


JAKARTA (UCAN) -- With the deadline for voter registration approaching, Jakarta archdiocese has issued a letter urging Catholics to participate in the upcoming general election.

The 2009 general election is near. Participating in this general election is our right and responsibility as citizens and our calling as the faithful," says the letter signed by Vicar General Father Yohanes Subagyo, highest archdiocesan official after the archbishop.

The archdiocese directed its 60 parishes to read out the letter, "Motivating Jakarta Archdiocese's Catholics to participate in the 2009 General Election," at weekend Masses on Sept. 13 and 14, and on Sept. 20 and 21. This is the first such letter the local Church has issued.

Sept. 26 is the last day eligible citizens can register to vote in the April 9, 2009, general election, for which the General Election Commission has approved 38 political parties, some of them religion-based. It also designated a nine-month campaign period that began on July 8.

"If we exercise our right to vote in this general election, we too will determine eligible leaders we can trust to govern for the next five years," the Church statement says. "But if we do not vote, we give an opportunity to certain parties we might not side with to take care of this state."

Church people say they fear activists from Islamist parties will try to prevent non-Muslim voters from casting ballots.

The letter informs Catholics they can register by sending a text message to a number provided by the local general election commission. It also tells them they can check if their names are on the voters' list by looking at their neighborhood community announcement board or checking with the local registration authority.

Parish priests and other Catholics who spoke with UCA News say they welcome the letter.

Father Kaitanus Saleky of Christ the Savior Church in Slipi, West Jakarta, said he had the letter read out in his church during Masses on the set days, and also would have it read out at neighborhood prayer meetings.

"I will keep telling my parishioners about this in my homilies. I am also planning to organize a seminar to inform parishioners about eligible candidates," the Immaculate Heart of Mary priest said. He suggested that Catholics get as much information as possible about all election candidates.

Father Petrus Mujiono from St. Stephen Church in Cilandak, South Jakarta, said he had the letter posted on his parish's website and announcement board, and in its bulletin.

The Sacred Heart priest asserted that "Catholics are obliged to choose candidates who truly fight for the common good." He added, "They should choose according to their conscience and never let candidates' promises influence them."

Natalis Situmorang, chairperson of Pemuda Katolik (Catholic youth), agreed. He pointed out that if Catholics do not vote, the Prosperous Justice Party might come to power in the Jakarta area. He acknowledged the party includes people who are not Muslims but said "many of its members support Shari'a (Islamic law)."

The organization plans a national meeting in mid-November to educate young Catholics on political matters. For this, he said, "we will work together with Catholic organizations such as Catholic Union of University Students of the Republic of Indonesia (PMKRI), Indonesian Catholic Society Forum, Catholic Solidarity for Democracy in Indonesia and Catholic Women of the Republic of Indonesia. Indonesian citizens are eligible to vote from the age of 17.

PMKRI chairperson Tommy Jematu asserted, "It is we who choose the leaders of this nation, leaders who should be committed to developing society." He too suggested the archdiocese inform Catholics about all candidates in the general election.

Meanwhile, Chris Siner Key Timu, a Catholic politician, told UCA News on Sept. 18 that while he welcomes the Church's letter, "it is the right of each Catholic to vote or not to vote."

-----------------------------------------------------------

tampak mereka suda mengidentifikasi lawan mereka, dan mereka bersatu padu menggalang kekuatan bersama untuk menghadang setiap gerak laju ummat Islam. Lalu, masihkah kita berpecahan?

Wahai penggalang kekuatan Ummat, bersatu-padulah ... genderang peperangan telah bertalu ...

------------------------------------------------------------
Wahai Jundullah.............!!!!

Saat genderang perjuangan bertalu
Musuh tegak dihadapan
Teguhkan hatimu usahlah kau ragu
Wahai orang-orang beriman
Berdzikirlah sebanyak engkau mampu
Agar kemenangan jadi milikmu

Taatilah Allah dan Rasul-Nya
Qiyadah penghulu perjuangan
Tetap bersabar dalam barisan
Buang segala ego nan hina

Hindarkanlah berbantahan
Yang 'kan membuat hatimu gentar
Dan menghilangkan kekuatan
Karna Jundullah… karna Jundullah
Pantang terpencar !!

Jangan silau dengan jumlahmu
Yang angkuhkan hatimu
Riya dihadapan manusia
Kau halangi insan di jalan-Nya
Riya dihadapan manusia
Padahal Allah tahu apa yang kau kerjakan !!

February 03, 2009

Kisah Seorang Guru dan Dua Orang Muridnya

Alkisah di sebuah pesantren di suatu negeri hidup seorang guru silat yang sangat bijak, dan sudah sangat tua. Ia mempunyai dua murid yang masing-masing memiliki tingkat ibadah, ketulusan, kejujuran, kesalehan, keseriusan, semangat, dan keuletan belajar silat yang sama. Untuk mewariskan pesantren dan perguruannya, ia harus memilih yang terbaik dari keduanya.

Pertandingan di antara mereka pun dilakukan. Namun, beberapa kali dilakukan pertandingan, musabaqah, adu kepandaian dan adu kekuatan selalu berakhir dengan seimbang. Mereka ternyata mampu menyerap ilmu yang sama dari sang guru. Selain itu, keduanya juga sering berlatih bersama-sama sehingga masing-masing sudah mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Untuk mengetahui mana di antara mereka yang lebih baik dan lebih cerdik, gurutersebut terpaksa menggunakan cara lain.

Suatu tengah malam seusai shalat, guru tersebut memanggil kedua muridnya dan memberi mereka tugas,"Besok pagi ba'da subuh kalian pergilah ke hutan mencari ranting pohon. Siapa yang pulang dengan hasil yang terbanyak, dialah yang keluar sebagai pemenang, dan berhak mewarisi pesantren dan perguruan ini" Sambil menarik napas panjang sang guru memperhatikan kedua muridnya yang sedang mendengarkan dengan serius kemudian ia melanjutkan, "Waktu yang tersedia untuk kalian adalah jam lima pagi sampai jam lima sore." Kemudian guru tersebut mengambil sesuatu dari bawah meja dan berkata,"Ini adalah dua bilah parang yang dapat kalian gunakan, ada pertanyaan?"

Karena merasa tugas yang diembankan kepada mereka mudah, mereka pun serempak menjawab,"Tidak.""Baiklah kalau begitu, sekarang, kalian cepatlah beristirahat dan besok bangun lebih pagi," Nasihat sang guru.

Mendapat tugas yang baru ini, di benak murid yang pertama langsung terbayang bahwa keesokan harinya ia harus bangun lebih awal, harus bekerja lebih keras dan lebih serius karena waktunya terbatas. Ia terlalu terfokus pada waktu, yakni harus berangkat jam5 tepat , tidak boleh kurang satu detik pun dan pulang jam 5 sore , tidak boleh lebih. Setelah yakin dengan waktunya, ia pun pergi tidur.

Dengan tugas yang sama, murid kedua lebih terfokus pada pekerjaan yang harus dilakukannya. Ia langsung memeriksa parang yang disediakan oleh gurunya, dan ternyata parang tersebut adalah parang tua yang sudah tumpul.

Maka, ia pun memutuskan, besok sebelum berangkat ia akan mencari batu asah untuk mengasah parangnya agar menjadi tajam dan siap digunakan. Dengan parang yang lebih tajam, hasil yang sama dapat diperoleh dengan upaya yang lebih sedikit, pikirnya.

Tantangan kedua yang terbayang di benaknya adalah bagaimana cara membawa ranting pohon lebih banyak secara efisien dan efektif ? Sementara temannya sudah tertidur lelap, ia bermunjat dan berdoa kepada Allah, meminta agar dimudahkan segala urusannya sambil memikirkan cara terbaik untuk membawa ranting dengan jumlah lebih banyak. Setelah berpikir cukup lama dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan, ia memutuskanuntuk menyiapkan tali pengikat dan tongkat pikulan sebelum berangkat keesokan harinya.

Dengan memikul ranting menggunakan tongkat pikulan. Paling tidak, ia bisa membawa dua ikat besar ranting-satu di depan dan satu lagi dibelakang , itu berarti dua kali lipat lebih banyak dibandingkan memanggulnya.Dengan perasaan puas, ia shalat malam lalu pergi tidur.

Keesokan harinya, murid pertama yang sudah berencana akan bekerja keras, bangun tepat waktu dan langsung berangkat ke hutan. Sementara itu, murid kedua masih asyik berdzikir dan membaca Al-Qur'an. Tepat jam enam pagi, murid kedua bergagas. Sesuai rencana, ia segera mencari batu asah dan mengasah parangnyasampai benar-benar tajam.Kemudian ia mencari tali dan tongkat pikulan. Setelahsemua perlengkapan siap, ia segera berangkat ke hutan, jam menunjukkan pukultujuh lebih.

Ketika jam menunjukkan pukul satu siang, murid kedua sudah berhasil mengumpulkan ranting cukup banyak. Ia segera mengikatnya menjadi dua dan memikulnya pulang. Sesampainya di pesantren, diserahkannya ranting-rantingtersebut kepada gurunya. Ia berhasil mendapat banyak ranting dan pulang lebih cepat.

Sementara itu, murid pertama, karena tidak mengasah parangnya, harus menggunakan waktu dan energi yang lebih besar untuk memotong ranting pohon.Dengan demikian ia juga memerlukan waktu yang lebih banyak untuk beristirahat karena kelelahan. Belum waktu yang ia gunakan untuk mencari tali pengikat. Selain itu, dengan caranya membawa ranting kayu yang dipanggul di pundaknya, jumlah yang bisa dibawanya juga terbatas.

Hikmah :

  • Terkadang kita terbelenggu oleh kerutinan kerja sehari - hari, sehingga lupa " mengasah parang " yang berupa bermunajat dan meminta petunjuk kepada Allah, belajar , ikut pelatihan, training , mengadakan meeting, briefieng pagi dan lain - lain. Padahal kegiatan diatas yang menurut kita " buang waktu " tersebut justru merupakan sarana ampuh untuk meningkatkan dan mengembangkan Skill , Knowledge dan Attitude kita.
  • Pelatihan , tafakur, dzikir, pengajian, training , meeting , briefieng , pengarahan atau belajar pada dasarnya adalah bertujuan untuk " memudahkan " pekerjaan kita sehari - hari. Bukankah mengasah parang selama 3 menit sangat tidak berarti saat kita harus menebang pohon selama 3 jam . . . . . . . . . . . .
  • Oleh karenanya, minimal usahakanlah setiap pagi hari, membaca Al-Qur'an, berdzikir, membaca al-Ma'tsurat, dan juga berpositif thinking... Di samping diwaktu-waktu tertentu galilah potensi diri dengan mengikuti training, membaca buku motivasi, mengikuti seminar, milis yang bermanfaat, dsb... Mudah-mudahan kita semua dimudahkan Allah untuk menggapai hari esok yang lebih baik.

by : Rikza Maulan, Lc, M.Ag

Ketika Bergerak dengan Nurani...Menghadapi Kematian Hati

Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya.

Banyak orang cepat datang ke shaf shalat layaknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi.

Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya. Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa, tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri.

Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu.

Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang.

Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri.

Asshiddiq Abu Bakar Ra. selalu gemetar saat dipuji orang. “Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidaktahuan mereka”, ucapnya lirih.

Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana, lalu ia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak. Dan ada orang yang sama sekali tak pernah beramal, lalu merasa banyak amal dan menyalahkan orang yang beramal, karena kekurangan atau ketidaksesuaian amal mereka dengan lamunan pribadinya, atau tidak mau kalah dan tertinggal di belakang para pejuang. Mereka telah menukar kerja dengan kata.
Dimana kau letakkan dirimu?
Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan takut.

Sesudah pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa gentar. Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa.
Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak terasa lagi saat ma’siat menggodamu dan engkau meni’matinya?

Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani meninggi. Rasa malu kepada ALLAH, dimana kau kubur dia ?

Di luar sana rasa malu tak punya harga. Mereka jual diri secara terbuka lewat layar kaca, sampul majalah atau bahkan melalui penawaran langsung. Ini potret negerimu : 228.000 remaja mengidap putau. Dari 1500 responden usia SMP & SMU, 25 % mengaku telah berzina dan hampir separohnya setuju remaja berhubungan seks di luar nikah asal jangan dengan perkosaan. Mungkin engkau mulai berfikir “Jamaklah, bila aku main mata dengan aktifis perempuan bila engkau laki-laki atau sebaliknya di celah-celah rapat atau berdialog dalam jarak sangat dekat atau bertelepon dengan menambah waktu yang tak kauperlukan sekedar melepas kejenuhan dengan canda jarak jauh” Betapa jamaknya ‘dosa kecil’ itu dalam hatimu.

Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu, saat “TV Thaghut” menyiarkan segala “kesombongan jahiliyah dan maksiat”?

Saat engkau muntah melihat laki-laki (banci) berpakaian perempuan, karena kau sangat mendukung ustadzmu yang mengatakan ” Jika ALLAH melaknat laki-laki berbusana perempuan dan perempuan berpakaian laki-laki, apa tertawa riang menonton akting mereka tidak dilaknat ?”
Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama, lalu yang berteriak paling lantang “Ini tidak islami” berarti ia paling islami, sesudah itu urusan tinggallah antara engkau dengan dirimu, tak ada ALLAH disana?
Sekarang kau telah jadi kader hebat.
Tidak lagi malu-malu tampil.

Justeru engkau akan dihadang tantangan: sangat malu untuk menahan tanganmu dari jabatan tangan lembut lawan jenismu yang muda dan segar. Hati yang berbunga-bunga didepan ribuan massa.

Semua gerak harus ditakar dan jadilah pertimbanganmu tergadai pada kesukaan atau kebencian orang, walaupun harus mengorbankan nilai terbaik yang kau miliki. Lupakah engkau, jika bidikanmu ke sasaran tembak meleset 1 milimeter, maka pada jarak 300 meter dia tidak melenceng 1 milimeter lagi ? Begitu jauhnya inhiraf di kalangan awam, sedikit banyak karena para elitenya telah salah melangkah lebih dulu.

Siapa yang mau menghormati ummat yang “kiayi”nya membayar beberapa ratus ribu kepada seorang perempuan yang beberapa menit sebelumnya ia setubuhi di sebuah kamar hotel berbintang, lalu dengan enteng mengatakan “Itu maharku, ALLAH waliku dan malaikat itu saksiku” dan sesudah itu segalanya selesai, berlalu tanpa rasa bersalah?

Siapa yang akan memandang ummat yang da’inya berpose lekat dengan seorang perempuan muda artis penyanyi lalu mengatakan “Ini anakku, karena kedudukan guru dalam Islam adalah ayah, bahkan lebih dekat daripada ayah kandung dan ayah mertua” Akankah engkau juga menambah barisan kebingungan ummat lalu mendaftar diri sebagai ‘alimullisan (alim di lidah)? Apa kau fikir sesudah semua kedangkalan ini kau masih aman dari kemungkinan jatuh ke lembah yang sama?

Apa beda seorang remaja yang menzinai teman sekolahnya dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam aktifitas da’wahnya? Akankah kau andalkan penghormatan masyarakat awam karena statusmu lalu kau serang maksiat mereka yang semakin tersudut oleh retorikamu yang menyihir ? Bila demikian, koruptor macam apa engkau ini? Pernah kau lihat sepasang mami dan papi dengan anak remaja mereka.
Tengoklah langkah mereka di mal. Betapa besar sumbangan mereka kepada modernisasi dengan banyak-banyak mengkonsumsi produk junk food, semata-mata karena nuansa “westernnya” . Engkau akan menjadi faqih pendebat yang tangguh saat engkau tenggak minuman halal itu, dengan perasaan “lihatlah, betapa Amerikanya aku”.
Memang, soalnya bukan Amerika atau bukan Amerika, melainkan apakah engkau punya harga diri.
Mahatma Ghandi memimpin perjuangan dengan memakai tenunan bangsa sendiri atau terompah lokal yang tak bermerk. Namun setiap ia menoleh ke kanan, maka 300 juta rakyat India menoleh ke kanan. Bila ia tidur di rel kereta api, maka 300 juta rakyat India akan ikut tidur disana.

Kini datang “pemimpin” ummat, ingin mengatrol harga diri dan gengsi ummat dengan pameran mobil, rumah mewah, “toko emas berjalan” dan segudang asesori. Saat fatwa digenderangkan, telinga ummat telah tuli oleh dentam berita tentang hiruk pikuk pesta dunia yang engkau ikut mabuk disana. “Engkau adalah penyanyi bayaranku dengan uang yang kukumpulkan susah payah. Bila aku bosan aku bisa panggil penyanyi lain yang kicaunya lebih memenuhi seleraku”

Hanya Allah yang mengetahu isi hati kita semua...

January 28, 2009

Fatwa MUI terkait PEMILU di Indonesia

Melalui forum Ijtima’ Ulama yang diselenggarakan pada 24 – 26 Januari 2009 lalu di Padang Panjang, Sumatera Barat, MUI mengeluarkan sejumlah fatwa, diantaranya tentang Golput (Tidak Menggunakan Hak Pilih dalam Pemilihan Umum). Dikutip dari naskahnya, fatwa itu berbunyi sebagai berikut:

1. Pemilihan umum dalam pandangan Islam adalah upaya untuk memilih pemimpin atau wakil yang memenuhi syarat-syarat ideal bagi terwujudnya cita-cita bersama sesuai dengan aspirasi umat dan kepentingan bangsa.

2. Memilih pemimpin dalam Islam adalah kewajiban untuk menegakkan imamah dan imarah dalam kehidupan bersama.

3. Imamah dan imarah dalam Islam menghajatkan syarat-syarat sesuai dengan ketentuan agama agar terwujud kemashlahatan dalam masyarakat.

4. Memilih pemimpin yang beriman dan bertakwa, jujur (siddiq), terpercaya (amanah), aktif dan aspiratif (tabligh), mempunyai kemampuan (fathonah), dan memperjuangkan kepentingan umat Islam hukumnya adalah wajib.

5. Memilih pemimpin yang tidak memenuhi syarat-syarat sebagaimana disebutkan dalam butir 1 (satu) atau tidak memilih sama sekali padahal ada calon yang memenuhi syarat hukumnya adalah haram.

Selanjutnya fatwa ini diikuti dengan dua rekomendasi, yakni: (1) Umat Islam dianjurkan untuk memilih pemimpin dan wakil-wakilnya yang mengemban tugas amar makruf nahi munkar; (2) Pemerintah dan penyelenggara pemilu perlu meningkatkan sosialisasi penyelenggaraan pemilu agar partisipasi masyarakat dapat meningkat, sehingga hak masyarakat terpenuhi.

Ma'rakah Al Furqaan [27/12/2008 - 18/01/2009]

بسم الله الرحمن الرحيم



وانتصرت معركة الفرقان على الظلم والعنجهية والطغيان.. وانتصر المجاهدون الصناديد على أعتى جيش في المنطقة.. انتصر الشعب المظلوم الذي لا يملك عدة ولا عتاداً مقارنة بما لدى الكيان الصهيوني الباغي، بل يملك إيماناً راسخاً وعقيدة متجذرة في قلوب المؤمنين الصادقين.. بلجوئنا إلى حبل الله المتين انتصرنا، باحتمائنا بركن الله الشديد انتصرنا بثباتنا وصمودنا وصبرنا انتصرنا باحتضان الشعب للمقاومة انتصرنا، وسطرنا بمداد الدم للعالم كله عربه وعجمه بأن الضعف ليس قلة العدة والعتاد، بل ضعف العزيمة والإرادة، وبأن هذا الكيان المسخ الذي لطالما أخافوا شعوبنا به وهددونا بترسانة جيشه الذي "لا يقهر" ما هو إلا جيش جبان لا يستقوي على الشعوب والدول إلا بالأسلحة المحرمة دولياً ويحاول أن يخضع المقاومة بالضغط على المدنيين إلى حد لا يطاق، ولكن حداً أدنى من الإعداد وكثيراً من الصبر والاستعانة بالله كفيل بهزيمتهم.


هم يملكون عدة وعتاداً وترسانة لا تطاولها قوة جيوش المنطقة، ولكنكم أيها المؤمنون الصادقون تملكون قوة لا تطاولها قوة ولا تصمد في وجهها أي آلة حرب، إنها قوة الله عز وجل، الذي ثبت الأقدام وربط على القلوب, وقذف في قلوب الذين كفروا الرعب، فولوا هاربين خوفاً وجزعاً من المجاهدين الصادقين، لقد انطلقت صواريخ العز والإباء التي أطلقتها الأيدي المتوضئة من بين أرتال الدبابات، وحلقت في سماء وطننا المغتصب غير آبهة بهدير الطائرات، ثم عانقت أرضنا التي لطالما رنت إليها عيوننا، فكانت جحيماً يصب فوق رؤوس الغاصبين المعتدين، وبارقة أمل تقول لأرضنا المحتلة صبراً، إننا إليك عائدون.


لقد أرادها الصهاينة حرباً صادمةً تقوض أركان حكم عباد الله المؤمنين، ولكننا قلنا لهم إن كنتم تملكون الشجاعة فهلموا!! فنحن قوم نحب الموت، ونعلم يقيناً بأنكم أحرص الناس على حياة، فلربما استطعتم قتل المئات من أبناء شعبنا من الجو، ولكنكم لم تجرؤوا على التقدم ولو خطوات إلى داخل القطاع، ولم تتحمل قيادتكم الخسائر التي كُبِّدَها جنودكم وآلياتكم على حدود القطاع، فاندحرتم عن أرضنا ولم تنالوا من مجاهدينا، وكانت خسائركم البشرية في المواجهة أكبر من خسائرنا، وعشرات آلياتكم دمرت على أعتاب غزة العزة، وأبى الله إلا أن يتم نوره ويحق الحق بكلماته (ولن يجعل الله للكافرين على المؤمنين سبيلاً).


لقد مُرِّغت أنوف قادة الاحتلال وجنوده في وحل غزة، وسقطت أهدافهم، وبقيت حماس وجنودها على أرضهم وبين أبناء شعبهم، بل دخلت حماس كل بيت، وهتف باسمها، وأشاد بصمودها المسلمون والعرب، وكل حر في هذا العالم، ربما استطاع الصهاينة المجرمون قلع الأشجار، وتدمير الأحجار، وقتل الأطفال، وبقر بطون الحوامل، والاستقواء على الشيوخ والنساء، ولكنهم لم يستطيعوا كسر إرادتنا أو انتزاع المواقف منا أو إسكات دوي صواريخنا، التي بقيت تحلق في سماء العزة والكرامة لتحمل البشرى لباقي مدننا الفلسطينية المغتصبة، وتكتب على حبات رمل بلادنا الذي تعانقه، وَعدُ الله سيتحقق، والباطل سيُتَبَّر، ونحن على ثقة بنصر الله فلقد سبق منه القول لعباده المؤمنين (إنهم لهم المنصورون*وإن جندنا لهم الغالبون).

January 16, 2009

Apakah kita perlu menyebut Mesir dan Saudi sebagai negeri Rasis?

Innalillahi wa inna ilaihi raaji'uun.

Disaat dengan nyata di hadapan kita tumpahnya darah dan melayangnya ribuan jiwa di negeri Palestina...ternyata Allah menunjukkan jati diri sesungguhnya dari negeri-negeri arab yang merupakan tetangga dari Palestina....

Tersebutlah dua negeri Arab yang dengan congkak dan angkuh tidak bersedia untuk menghadiri sebuah persekutuan untuk menyelamatkan Palestina. Apakah keduanya masih layak disebut sebagai negeri manusia?

Mesir...memang bukanlah negeri yang berlandaskan syariat Islam...namun sebagai negeri yang persis bersebelahan dengan Gaza...tetap saja mereka mengembik kepada Zionis la'natullah...

Arab Saudi...negeri yang diagung-agungkan sebagian muslim sebagai satu-satunya negeri yang sudah menjalankan syariah Islam...Apakah mengabaikan Ukhuwah Islamiyyah bagian dari Islam? Wahai Pelayan Haramain...buka matamu...ataukah Allah sudah membutakan mata hatimu? Sehingga menolak visa yang diajukan calon jama'ah haji asal palestina...dan sekarang...menolak terlibat untuk perjuang pembebasan Palestina...hanya karena seorang Khaled Meshal hadir di Doha?

Sekerdil itukah Islam di dalam hatimu wahai Pelindung Haramain? Sehingga engkau menolak di hadapan manusia untuk memperjuangkan nasib saudara seiman dan seislam di Gaza Palestina? Ingat wahai Raja Pelayan Haramain...di Palestina ada Masjidil Aqsha...

Wahai Ummat Islam...masihkah kita berdiam diri dan saling bertanazzu'?? Dimana Imanmu??? Dimana Islammu??? Buktikan Syahadahmu!!!

Apakah ini tanda dari Allah bahwa di negeri tempat dua masjid Suci Ummat Islam sudah terjangkit Maksiyat??? Semoga Allah memberikan 'Ulama-Ulama di Seluruh negeri untuk menentang Pemerintahan Dzhalim dan Fasiq dimanapun mereka berada. Bergerak adalah juga bahagian dari bershabar...

Karena berdiam diri ketika secara nyata dizhalimi adalah fasiq!!!

Bangkit dan Lawan Kedzhaliman dan Kefasiqan dengan lisan dan amal nyatamu!!! Bukan dengan gumamanmu!!!

Wahai Ulama Saudi dan Mesir...masihkah kalian merasa cukup dengan bershabar dan berdiam diri??? Ummat Islam membutuhkan Gerak dan Langkah nyata dari kalian...bukan gumaman kalian!!!

Allahu Akbar...!!!

January 10, 2009

Mengungkap Memory Da'wah Tarbiyah

Link semulajadi

Ikhwah budiman, surat ini ditulis seorang kader dakwah sebelum wafatnya guru dakwah Ustadz Rahmat Abdullah rahimullah. Dwi Fahrial, penulis surat ini, menggali keindahan memori dakwah yang ada dalam benak dan pikirannya pada masa2 yang telah lewat. Tentang kegigihan para kader dalam mempertahankan prinsip yang mereka yakini kebenarannya. Tentang sejumlah keprihatinan yang ditemukan penulisnya pada fase dakwah sekarang. Maka, surat ini pun diberi judul oleh penulisnya, “Ana rindu dengan zaman itu…”Aq sengaja mengetik dan menyuguhkannya pada blogku kali ini. Pada saat aq membacanya di majalah da’watuna, gagal mata ini menahan linangan air mata. Karena mungkin, aqlah salah satu dari mereka yang penulis khawatirkan dan dirindukan untuk kembali. Walaupun, “zaman” itu belumlah pernah aq rasakan. Tapi…aq ingin sekali mencoba merasakan nikmatnya mengisi hari2 seperti ikhwah pada “zaman” itu…Bagaimana dengan kalian ikhwah fillah…?

ANA RINDU DENGAN ZAMAN ITU…
( Surat terbuka untuk ustadz Rahmat Abdullah yang dimuliakan Allah)



Almarhum KH Rahmat Abdullah, mantan Ketua Majlis Syuro PKS


Ustadz yang dikasihi Allah…Sudah lama ana ingin menulis surat seperti ini, untuk sekedar silaturahmi dan melepas rasa rindu karena lama tak bertemu. Awalnya ana sempat khawatir karena tidak semua orang suka dengan surat sebagai media silaturahmi. Mungkin karena keterbatasan bahasa tulis untuk mengekspresikan makna sebuah nasihat, usulan atau kritikan. Atau kadang2 suasana hati yang sedang tidak mood ketika membacanya. Akibatnya nasihat bisa dianggap muslihat, usulan seolah ingin menjatuhkan dan kritik dirasa sangat sarkastik. Akhirnya surat yang dimaksud sebagai media silaturahmi, nasihat, kritik, maupun saran itu malah berubah menjadi masalah.

Namun rasa rindu ana akhirnya mengalahkan kekhawatiran itu. Kerinduan untuk bersua, meski hanya dalam lembar2 surat ini. Semoga Ustadz bersedia membaca oretan ini dan maafkan jika ada pilihan kata yang tak berkenan.

Ustadz yang dirahmati Allah…Sesungguhnya kerinduan ana yang lebih dahsyat lagi adalah kerinduan menikmati masa2 indah saat pertama kali mengenal dakwah bersama Ustadz. Saat ketika halaqah menjadi kebutuhan, bukan sambilan atau tempat mampir sepulang dari kantoran. Saat ketika membina adalah kewajiban bukan paksaan atau beban yang memberatkan. Anapun rindu ketika dauroh menjadi kebiasaan bukan sekedar program yang dipaksakan.

Rasanya nikmat sekali ketika hampir setiap pekan pergi kepuncak untuk mengisi dauroh. Meski ongkos ngepas dan peta yang tak jelas. Kadang kuyup pula kehujanan atau nyasar dikegelapan. Ana juga rindu saat pintu rumah diketuk ditengah malam untuk berkumpul esok paginya. Atau pergi jaulah keluar kota untuk ta’lim silaturahmi atau sekedar menjadi muajih pengganti. Begitu juga kerinduan saat merasakan kenikmatan hadir di liqo, bertemu dengan ikhwah dan memberi makanan hati dan nurani.

Ustadz…terus terang, banyak hal2 mengasyikkan yang telah hilang dari dakwah ini, dan dari diri ana tepatnya.

Ustadz yang disayangi Allah…Satu saat dipesta walimahan seorang ikhwah belum lama ini, ana ngobrol2 dengan beberapa ikhwah yang lain. Ternyata kami merasakan hal yang sama, bahwa sudah lama kami tidak menghadiri lagi walimahan yang benar2 dipisah antara tamu ikhwan dan akhowatnya seperti “zaman” itu. Kami merasakan adanya pergeseran sikap dikalangan ikhwah. Padahal, pada “zaman” itu, para akhowat berani kabur saat walimahannya hanya karena harus duduk bersanding berdua didepan para tamu. Ada juga yang pura2 pingsan, sakit perut, kejang kaki, dan entah apa lagi yang dilakukan. Mereka hanya ingin menolak ikhtilat sebisa mereka mampu. Hebat sekali mereka. Tapi kini, ikhtilat seakan menjadi biasa saja. Jangankan pesta walimahannya, proses pernikahannya pun ada yang rada2 aneh. Ada yang ngetek jauh2 hari, ada yang memberi kriteria tapi sangat spesifik, ada yang uraian kriterianya sampai dua lembar, bahkan ada yang mengawalinya dengan proses ta’aruf sendiri. Baik telpon2an, SMS, atau bahkan bertemu langsung. Berdua, hanya berdua. Sesuatu yang sangat tidak mungkin terjadi pada “zaman” itu. Jangankan berduaan, berpapasan dijalan saja saling menjauh dan bertamu hanya dari balik pintu. Kadang lucu juga kalau ingat masa itu.

Ustadz…Ana semakin rindu pada “zaman” itu. Ketika tsiqoh pada murobi membuat kami merasa aman untuk saling terbuka. Tsiqoh membuat hubungan kami merasa nyaman dan mengasyikkan. Dengan tsiqohlah kami merajut tali ukhuwah dengan tsiqoh pula kami mempercayakan proses pernikahan kami. Seingat ana, rata2 kami memang hanya mengandalakan ketsiqohan pada murobi dalam urusan memilih pasangan. Karena kami tahu betul, bahwa murobi tidak memutuskan sendiri. Ada banyak mata dan telinga lain bersamanya. Dan yang terpenting, kami memahami bahwa murobi adalah perpanjangan tangan jama’ah dalam kedudukannya itu. Itulah modal besar kami dalam berdakwah dimarhalah dakwah keluarga.

Ustadz yang diberkahi Allah…Ana membaca beberapa tulisan Ust. Mahfudz Sidik di majalah SAKSI tentang kekeruhan hubungan ikhwan-akhowat yang kader hingga bikin ana melongo. Temuan kaderisasi DPP tentang masalah ini semakin membuat ana nggak mengerti, apa yang sesungguhnya tengah terjadi dengan penghuni rumah besar tarbiyah ini. Masalah datang bertubi-tubi tak henti2. Menggoyang pilar2 bangunan, membuat dinding bergetar dan atapnya berderak-derak.

Bukan saja menimpa para kader muda yang gadis dan bujangnya, tapi juga menimpa para suami, para istri, para murobi bahkan para asatidznya juga. Dari mulai anak2 ustadz yang mulai ABG tapi belum juga ngaji (halaqoh), aktitivis kampus yang dilanda virus merah jambu, juga para suami yang bermasalah dengan istri2nya karena trend ta’adud, kekerasan keluarga, PIL/WIL, hingga perceraian. Ada juga yang bermasalah di liqo, rekrutmen yang lemah, pembinaan payah, sampai ada kader inti yang tidak punya binaan bahkan ada yang berbulan2 tidak hadir di liqonya. Entahlah ia menganggap liqo sebagai apa. Masalah lainnya adalah kecemburuan sebagian kader pada ikhwah kita yang menjadi aleg. Kecemburuan yang menjadi hasad, bergeser menjadi ghibah, su-udzon, iri bahkan ujungnya jadi ambisi.Ana ingat salah satu nasihat ustadz tentang hal itu, ”…Memangnya kita tidak senang melihat kesenangan saudara kita. Yang tadinya tidak punya motor sekarang punya, yang tadinya menjadi kontraktor kini punya rumah sendiri…” Ana merasa nasihat itu mampu meredam sebagian sas-sus di kalangan ikhwah. Itulah pentingnya nasihat dan teladan dari seorang guru dan murobi seperti Ustadz. Adem rasanya.

Meski memang tidak dipungkiri, ada juga beberapa aleg yang agak berlebihan dalam mengekspresikan “syukurnya” dihadapan ikhwah yang lain. Bahkan ada pula yang memang jelas2 bermasalah.

Ustadz yang dirahmati Allah…Ada yang bilang masalah2 itu datang sebagai konsekwensi logis dari pilihan kita sendiri. Pilihan kita ketika memasuki mihwar dakwah kelembagaan (parlemen) setelah sebelumnya berada di mihwar tandzimi dan sya’bi. “…Hiruk pikuk politik sedemikian keras menggema hingga memekakkan telinga, membutakan mata dan mematikan rasa…” Kata sebagian mereka.

Ana tidak sepakat dengan ungkapan itu, tapi menurut ana tidak juga semuanya harus ditolak.

Alhamdulillah, sebuah kebaikan dari pilihan kita itu sudah mulai kita rasakan. Cukup banyak untuk disebutkan. Satu kemenangan luar biasa dalam dunia dakwah kita. Anugerah Allah yang seharusnya disyukuri dengan sedalam-dalam keikhlasan. Meski tentu saja tanpa menutup-nutupi beberapa masalah yang timbul bersamanya. Keterbukaan tandzim, agak terabaikannya pembinaan, melemahkan maknawiyah kader dan membengkaknya pembiayaan dakwah, adalah diantara masalah2 itu. Namun ana yakin, kita tidak akan berhenti apalagi mundur karena masalah itu. Seperti Musa yang terjepit di tepi laut Merah dan kejaran tentara Fir’aun. Ana masih ingat taujih Ustadz ketika menggambarkan situasi itu dan kaitannya dengan kondisi da’I dalam menghadapi ujian. Ketakutan, kecemasan, kesempitan, siksaan dan pembunuhan menjadi selesai dengan kalimat “Inna ma’iya Robbi sayahdin…”(Sesungguhnya aku selalu bersama Rabb-ku yang akan memberiku petunjuk) Rahasianya adalah hubungan kita dengan Allah maka situasi apapun yang dihadapi ketika bersama Allah, maka akan selalu mendapat kebaikan, meski nyawa sebagai taruhannya.

Ustadz yang diberkahi Allah…Ana masih sepakat jika ada yang mengatakan bahwa ustadz adalah simbol dakwah ini, bukan karena kultus individu, tapi lebih karena peran dan posisi ustadz dulu dan kini. Apalagi kini sebagai aleg, semakin banyak kader mengharap. Melihat contoh teladan ustadz sebagai aleg parlemen. Sampai ada yang bilang, “Kalau Ustadz Rahmat juga bermasalah di parlemen, siapa lagi yang akan kita lihat teladannya…”

Memang, ana rindu betul melihat murobi kembali jadi teladan. Teladan dalam kesigapan taat, dalam kesiapan menerima kritik, dalam kehadiran, dalam semangat tatsqif, dalam kebugaran fisik, dalam hafalan, dalam banyak bacaan, dalam amalan sunah, dalam bermasyarakat, dalam…banyak hal yang menjadi muwashofat kader menuju profil idaman 2009.

Ustadz yang disayangi Allah…Kedepan, kita pasti membutuhkan energi lebih besar untuk memikul beban dakwah yang berat ini. Kesolidan tandzim dan kekuatan maknawiyah kader sudah menjadi keharusan. Selain itu Ustadz, kebijakan, sifat kebapak-an dan qudwah dari para asatidz, murobi dan pengambil keputusan di level atas agar tetap terjaga. Termasuk kearifan memberlakukan iqob bagi para kader yang melanggar. Tentu saja iqob itu perlu diberlakukan, sebagai bagian proses tarbiyah itu sendiri. Tapi kesalahan juga adalah sifat manusiawi khan ustadz?Artinya bisa menimpa siapa saja. Termasuk para kader bahkan kader inti sekalipun. Sungguh, nasihat2 sejuk dari ustadz sangat mempengaruhi kader2 yang khilaf, lupa, bersalah atau bahkan memusuhi. Semoga dengan begitu, mereka akan kembali ke habitat tarbiyah yang berkah ini.

Ustadz…, semoga ini bisa mengurangi kerinduan ana. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan kekuatan untuk Ustadz dan para asatidzyang lain dalam menjaga dakwah negri ini. Sehingga tidak ada yang tegak kecuali kalimat al-Haq, tidak ada yang tinggi kecuali panji Ilahi, dan tidak ada yang menang kecualai para pendukung kebenaran. Hingga tidak ada lagi fitnah, dan Ad-din ini hanya bagi Allah saja. Hingga terwujudlah keadilan dan kesejahteraan di bumi pertiwi ini. Aamin ya mujibas saili.

January 07, 2009

Fatawa from Syaikh Yusuf Al Qaradhawi

Shaikh Yusuf Al Qaradhawi
(Egypt / Qatar)


"Each riyal, dirham …etc. used to buy their goods eventually becomes bullets to be fired at the hearts of brothers and children in Palestine. For this reason, it is an obligation not to help them (the enemies of Islam) by buying their goods. To buy their goods is to support tyranny, oppression and aggression."

20 Muharram 1423 AH

4 April 2002

Question: Are we allowed to buy items from Israeli sources, even though this money may be used to help the Jewish "war machine"?

Answer by Sheikh Yusuf Al-Qaradawi:

It is Jihad to liberate the Islamic lands from those who attack or conquer them. These are enemies of Islam. This Jihad is an absolute obligation and a sacred duty; firstly on the people of that land. If the Muslims of that land can't offer sufficientresistance, then Muslims of neighboring countries are obliged to assist. If this is still not sufficient then all the Muslims of the world must assist.

Palestine is the land of the first Qiblah of the Muslims, the land of Isra' and Mi`raj, the land of Al-Aqsa and the blessed territory. The conquerors are those with the greatest enmity to the believers, and they are supported by the strongest state on earth - the USA, and by the world Jewish community.

Jihad is obligatory against those who take land and expel the inhabitants, spill the blood, violate the honor, destroy the houses, burn the fields, and corrupt the land. Jihad is the first obligation of all obligations, and the first duty of the Ummah. Muslims are commanded to do this, first those from the land in question, after that their neighbors, and finally all Muslims. We must all be united against the aggressors. We are united in Islam, including unity of belief in the Shari`ah, unity of belief in the Qiblah, and also united in pain and hope. As Allah Almighty says: "Verily this Ummah of yours is one Ummah." (Qur'an, 21:92). Allah Almighty also says: "Surely the believers are a single brotherhood." (Qur'an, 49:10). There is a Hadith of the Prophet, peace and blessings be upon him, that states: "The Muslim is the brother to the Muslim, he can't oppress him, he can't give him up, he can't let him down." [Transmitted by Muslim].

Now we see our brothers and children in Al-Aqsa and the blessed land of Palestine generously sacrificing their blood, giving their souls willingly in the way of Allah. All Muslims must help them with whatever power they have. (See the Noble Qur'an, 8:72).

If people ask in the name of religion we must help them. The vehicle of this support is a complete boycott of the enemies' goods. Each riyal, dirham …etc. used to buy their goods eventually becomes bullets to be fired at the hearts of brothers and children in Palestine. For this reason, it is an obligation not to help them (the enemies of Islam) by buying their goods. To buy their goods is to support tyranny, oppression and aggression. Buying goods from them will strengthen them; our duty is to make them as weak as we can. Our obligation is to strengthen our resisting brothers in the Sacred Land as much as we can. If we cannot strengthen the brothers, we have a duty to make the enemy weak. If their weakness cannot be achieved except by boycott, we must boycott them.

American goods, exactly like "Israeli" goods, are forbidden. It is also forbidden to advertise these goods. America today is a second Israel. It totally supports the Zionist entity. The usurper could not do this without the support of America. "Israel's" unjustified destruction and vandalism of everything has been using American money, American weapons, and the American veto. America has done this for decades without suffering the consequences of any punishment or protests about their oppressive and prejudiced position from the Islamic world.

The time has come for the Islamic Ummah to say "NO" to America, "NO" to its companies, and "NO" to its goods, which swamp our markets. We are eating, drinking, wearing and riding whatever America produces.


We must all be united against the aggressors. We are united in Islam, including unity of belief in the Shari`ah, unity of belief in the Qiblah, and also united in pain and hope. As Allah Almighty says: "Verily this Ummah of yours is one Ummah." (Qur'an, 21:92).

`Ali, may Allah be pleased with him, said: "You have three enemies; your enemy, the friend of your enemy, and the enemy of your friend". The USA today is more than friends to our enemy; they would destroy themselves for Israel. The world wide Muslim Ummah numbering 1.3 billion, could cause pain to the USA and its companies by boycotting them. This is an obligation of our religion, and the way of Allah. Every Muslim that buys "Israeli" or American goods, when there is an alternative from other countries is committing a haram act. They are clearly committing a major sin, which is a crime against Allah's law, which invokes punishment from Allah, and the contempt of the people.

Our brothers in "Israel" and America are forced to deal with them and buy their products. Allah does not ask you to do what you can't do; only what you can.

Allah says: "Fear Allah as much as you are able." (Qur'an, 64:16).

The Prophet, peace and blessings be upon him, said: "If I order you to do something, do however much you can". Muslims in America must work with companies who are least hostile to Muslims, least allied to the Zionists. Boycott Zionist companies as much as you can.

Arabs and Muslims must boycott all companies that are biased towards Zionism and support Israel, whatever the national origin of that company (e.g. Marks and Spencer), and anyone like this who supports the Zionists and helps the "Israeli" state. The boycott is a very sharp weapon, used in the past and recently. It was used by the pagans in Makkah against the Prophet Muhammad, peace and blessings be upon him, and his companions. It caused great harm to them; they even had to eat leaves. It was also used by companions of the Prophet, peace and blessings be upon him, to fight against the pagans in Madinah. In recent times we saw nations use boycotts in their struggle for the liberation from colonialism. A famous example is Gandhi who asked the vast Indian nation to boycott English goods, which was very effective. A boycott is in the hands of the nation and masses alone. Governments can't force people to buy goods from a particular country. Let us use this weapon to resist our national and religious enemy, and make them know we are still alive, and that this Ummah will not die, God willing. The boycott has many different effects; it renews the education of the Ummah in how to liberate themselves from enslavement to other people's taste. They encourage us to be addicted to these things of no benefit, indeed they cause us harm. The boycott is a demonstration of Muslim brotherhood and unity of the Ummah. It is our duty to say we are not going to betray our brothers, who make sacrifices every day. We will not participate in making profits for our enemy. This boycott is a lesser resistance, which will help the greater resistance carried out by our brothers in the land of Messengers, and the fortified frontier of Jihad. If every Jew in the world thinks himself a soldier, supporting Israel as much as he can, surely every Muslim using his very soul and wealth is a soldier to liberate Al-Aqsa. The least [the Muslim] can do is boycott his [the enemies'] goods. Allah says: "Oh you who believe, you are protectors of each other. If you don't do this there will be great division and corruption.


Our sisters and daughters, who control the houses, have a role to play in this matter, which may be more important than the role of the man, because women supervise the needs of the house, and buy what must go inside the house. She is on hand to guide the boys and girls. She plants the Jihadic spirit in the children, and educates them in what they must do for their Ummah and its causes, and what they must do to the Ummah's enemies, especially in the area of boycott. When the children understand this they will carry on the boycott enthusiastically, and later will lead the parents.

If the consumer buying Jewish or American goods is committing a major sin, surely the merchant buying these goods and acting as an agent is the greatest sinner. Even if the company works under a different name, they know they are deceiving people. The Muslim Ummah all over the world is being asked to demonstrate its existence, and show its desire to protect what is sacrosanct. The Islamic Ummah must know who are its allies, and who are its enemies. The Ummah is forbidden to give in to weakness, and depression, and accept the tyrannical peace, which the Zionists want to impose.

Allah says: "Don't be humiliated and ask for peace, while you are on the Uppermost and Allah is with you." [Qur'an, 47:35]. Our sisters and daughters, who control the houses, have a role to play in this matter, which may be more important than the role of the man, because women supervise the needs of the house, and buy what must go inside the house. She is on hand to guide the boys and girls. She plants the Jihadic spirit in the children, and educates them in what they must do for their Ummah and its causes, and what they must do to the Ummah's enemies, especially in the area of boycott. When the children understand this they will carry on the boycott enthusiastically, and later will lead the parents.

I ask all the believers in Allah, Christians and others, and all the free and noble people in the world to stand beside us, and support the right and truth against falsehood, and justice against injustice. Help to victory the weak, who are being killed every day in the way of Allah, protecting the Noble Sanctuary.

Also, I request the workers of the Arab and Muslim countries around the world to support the Palestinians in the their just cause, and show their anger by demonstrating against the powerful tyrants, by disturbing their businesses as much as they can. Finally I ask the wise, reasonable and experienced in every country to organize cells to build a boycott, to create alternatives and avoid the negative things, and carry on educating the masses, until the word of truth is raised up and falsehood is destroyed. Surely it will perish.

"Say 'work', surely Allah will see your work and His Messenger and the believers, you will return to the Unseen world and witness, and you will know what you were doing."

"This Fatwa is based on the proofs of the Book and Sunnah and Consensus of the Ummah." Allah Almighty knows best.